Jumat, 05 November 2010

SOLUSI PEMULIHAN TERUMBU KARANG ADALAH DENGAN MENGGALAKKAN WISATA BAHARI

Terumbu karang menurut sebagian besar orang awam, hanya dianggap sebagai bongkahan batu di dasar laut yang merupakan rumah bagi ikan dan berbagai jenis biota laut lainnya. Mereka tidak menganggap bahwa terumbu karang itu juga merupakan makhluk ciptaan Allah. Sebagai makhluk ciptaan Allah kita harus saling menyayangi dan mencintai, sehingga timbullah suatu kedamaian dan keserasian untuk hidup bersama di muka bumi ini.

Pada umumnya orang-orang yang merusak ekosistem terumbu karang ini, terdiri dari dua kelompok, yaitu kelompok yang merusak terumbu karang karena tidak mengetahui pentingnya peranan ekosistem terumbu karang. Di pihak lain, ada juga yang mengetahui pentingnya peranan ekosistem tsb, namun karena keserakahan dan keegoisan. Di samping itu juga karena faktor ekonomi, sehingga mendorong orang-orang ini untuk melakukan hal-hal yang dapat mengganggu bahkan merusak ekosistem ini.


Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar tentunya memiliki kekayaan laut yang melimpah. Meskipun biota-biota laut itu merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, namun kita juga harus tetap berusaha untuk menjaga dan melestarikannya untuk generasi-generasi berikutnya, khususnya terumbu karang. Mengapa demikian? Karena ekosistem ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk tumbuh dan menjadi rumah bagi berbagai jenis biota laut, disamping fungsi-fungsi penting lainnya.
Sebagai khalifah di muka bumi ini, kita harus mengelola dan memanfaatkan segala apa yang ada di muka bumi ini dengan sebaik-sebaiknya, termasuk ekosistem terumbu karang. Terumbu karang memiliki potensi lain di samping fungsi utamanya dalam bidang perikanan yaitu rumah bagi para ikan. Dari segi nilai estetika merupakan salah satu modal utama wisata bahari di suatu daerah. Potensi ini cukup menjanjikan, karena terumbu karang menawarkan hal yang berbeda dari biasanya, dengan berbagai keeksotisan biota-biota yang hidup dalam ekosistem ini, termasuk terumbu karang. Dengan bermacam-macam warna yang dimilikinya serta bentuknya yang unik menjadikan terumbu karang indah untuk dilihat.
Namun ada segelintir pihak yang serakah yang hanya ingin mengeksploitasi hal ini, untuk meraup keuntungan yang sebesar-besarnya, tanpa memperhatikan keseimbangan lingkungan. Hal ini tentunya berimbas tidak hanya pada lingkunga tetapi juga pada penduduk di sekitar wilayah itu khususnya para nelayan.

Bagaimana tidak dengan adanya resort-resort yang didirikan diatas ekosistem mangrove, pengambilan hak-hak nelayan, dsb.
Dibutuhkan suatu kearifan dan kebijaksanaan untuk memecahkan masalah itu. Harus ada kerjasama dari pihak-pihak terkait untuk membentuk suatu pengelolaan yang terencana dan berkelanjutan. Salah satunya yaitu pembangunan yang berlandaskan lingkungan hidup. Dimana pembangunan disekitar wilayah itu harus memperhatikan tata ruangnya, agar tidak mengganggu keseimbangan lingkungan serta masyarakat sekitar.
Setelah itu, perlu ada pengawasan yang ketat dari seluruh pihak termasuk masyarakat itu sendiri yang terutama yang mata pencahariannya di laut untuk tetap berusaha menjaga kelestarian terumbu karang sebagai modal utama wisata bahari di suatu daerah.


Dengan begitu akan muncul suatu ekosistem yang berkesinambungan yang saling mendukung satu sama lain. Dimana terwujudnya ekosistem terumbu karang yang indah dan lestari serta menjadikan perekonomian disekitar ekosistem ini akan maju, karena adanya wisata-wisata bahari yang berlandaskan lingkugan hidup yang sama sekali tidak merusak bahkan mengganggu ekosistem terumbu karang. Sehingga dapat dikatakan solusi pemulihan terumbu karang adalah dengan menggalakkan wisata bahari.

Semunya hanya itu akan terlaksana jika ada peran serta dari semua pihak, baik masyarakat, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar